Perasaan itulah yang dirasakan Natsume Shinosuke. Umurnya baru 15 tahun tapi beban yang dia jalani selama 15 tahun hidupnya tidak kalah menyakitkan dan menyedihkan dari orang yang usianya 2 kali lipat lebih tua dari dirinya.
Lahir di musim panas yang menyegat pada bulan juli tanggal 15 di daerah Chiba. Hari pada bulan-bulan seperti itu adalah hari-hari yang tidak menyenangkan,panasnya membakar kulit dan membuat orang cepat emosi,kalau kau punya cukup uang lebih baik cepat-cepat pergi menenangkan hati ke Hawai bersanati ria sambil menari hula atau pergi ke Bali menikmati tari Kecaknya dibawah bulan purnama, tapi hal itu tidak bisa dilakukan orang tua shinosuke ,ibunya tepatnya perutnya sudah sebesar balon yang siap memuntahkan isi gaz di dalamnya.Pukul 10 malam, ibunya merintih kesakitan berjuang sekuat tenaga untuk menggeluarkan seonggok daging bernyawa yang disebut manusia,peluh keringat membasahi dahi dan seluruh tubuhnya.Nenek shinosuke menemani kelahiran cucunya sedangkan kakek menanti dengan harapan kosong karena dia sudah tidak kenal lagi dengan apa yang namanya harapan itu.Kemana ayah shinosuke, tak usah ditanyakan lagi pria yang tidak bertanggung jawab itu sudah
Pergi lenggang kangkung meninggalkan ibunya 1 hari setelah dia merebut apa yang dijaga ibunya selama ini dengan jutaan kibulan dan kata-kata kosong bahwa dia akan pergi ke kota mengurus bisnisnya dan kembali ke Chiba membawa setumpuk uang untuk membina kehidupan berkeluarga dengan ibu shinosuke.9 bulan telah berlalu musim dingin telah berlalu menjadi musim semi yang akan terus bergeser menjadi musim hujan dan kembali musim panas datang membawa kehampaan karena kabar berita atau sebuah surat tentang ayahnya pun tidak pernah menghampiri ibunya.Lahirlah natsume shinosuke tanpa seorang ayah.Dia lahir normal tanpa kekurangan satu apapun suaranya menangis nyaring sekali menandakan dia tidak bisu, kulitnya putih kemerahan dengan rambut hitam yang tebal, mahkluk kecil Tuhan yang cantik.Apakah ibunya tersenyum atau bahkan menangis karena telah melahirkan belahn jiwanya yang selama ini menemaninya kemana-mana?, sayangnya tidak, ibunya hanya menatap kosong dan sedikit-sedikti tersirat diwajahnya kelegaan karena telah membuang sebagian dosa dan kejijikan dari badanya.Tragis memang entah kehidupan macam apa yang akan shinosuke kecil hadapi.
6 tahun berlalu musim panas dengan suhu udara yang sama menemani ulang tahun shinosuke kecil, dia tumbuh menjadi seorang anak-anak yang lucu dan lincah.Nenek dan kakek yang setia menjaga merawat dan menemani cucunya bermain dan belajar, kata pertama dan kedua yang keluar dari mulut shinosuke kecil bukanlah ” okaasan” atau ”otoosan” tapi ” ojiisan” dan kata selanjutnya adalah ”obaasan”.
Waktunya masuk sekolah dasar atau shougakkou.Topi,seragam,kaos kaki,sepatu, tas dan bento atau bekal makan siang, berulang-ulang nenek mengecek satu persatu list barang yang harus dibawa cucu tersayangnya, maklum sudah berapa puluh tahun yang lalu dia melakukan hal tersebut, menyiapkan persiapan sekolah untuk putrinya, ibu shinosuke.
Hari pertama sekolah selalu menjadi hari yang meneggangkan baik bagi si anak atau orang tua yang mengantarnya, apakah nanti anak saya bisa belajar dengan baik,berteman dengan baik atau apakah nanti anak saya nakal dan kecemasan-kecemasan lainnya.Hal tersebut pun dirasakan oleh nenek shinosuke untuk kedua kalinya, guratan-guratan tua dimukanya seakan menyatakan perasaan cemasnya.Berbeda dengan shinosuke, wajah bulat merahnya dibingkai rambut hitam sebahu dan berponi ditingkahi dengan senyum dan tawanya yang menyapa setiap tetanggan yang ditemuinya di jalan bagaikan sinar matahari pagi yang seolah menyapa dengan suara lembut mengatakan ”ohayou”.Serasa tak ada beban hidup yang dihadapinya.
1 Tahun pertama sekolah semua berjalan dengan lanacar dan baik.Pagi pergi bersekolah, siang bermain bersama teman-temannya, dan ketika malam tiba sesudah makan malam dan membantu nenek membereskan meja makan, shinosuke belajar ditemani nenek dan kakek.
Tahun ke dua bersekolah, shinosuke sekarang berumur 7 tahun, kakek sakit keras karena kelelahan bekerja di ladang dan pada ahkirnya penyakit itu membawa kakek menemui ajalnya.
Shinosuke sangat terpukul atas kematian kakek, begitu pula nenek. Nenek hampir kehilangan harapan hidupnya kalau saja dia tidak mengingat bintang kecilnya, shinosuke.
Beruntung shinosuke mempunyai bibi angkat di Tokyo, untuk kehidupan selanjuatnya bibilah yang selalu membiayai biaya hidup nenek dan shinosuke.
Shinosuke kecil tidak seceria dahulu kala, tetapi hal itu tidak bertahan lama karena dia ingat pesan terahkir kakek untuk menjaga nenek dengan selalu membuat nenek tersenyum dan menuruti perintah nenek.Teringat akan pesan itu, dengan segala daya dan upaya shinosuke membuat neneknya ceria kembali dengan membuat sarapan roti panggang yang selalu gosong,membawa seikat bunga yang dia dapati di jalan pulang sekolah atau menunjukan nilai ualangan yang selalu 100 terutama di pelajaran hitungan.Semua itu membuat nenek gembira dan lebih bersemangat menjalani kehidupannya berdua dengan shinosuke.
Nasib baik belum berpihak pada shinosuke, pada usianya yang ke 8 nenek jatuh terpeleset di kebun belakang ketika shinosuke sedang bermain di halaman depan.Bunyi seperti benda jatuh yang terdengar sangat keras mengejutkan shinosuke dan teman-temannya, saat shinosuke memeriksa ke kebun belakang dia menemukan nenek jatuh bersimbah darah, dia lari mendekati tubuh nenek dan berteriak meminta tolong. Teman-temannya segera keluar melaporkan kejadian itu kepada ibu mereka.Para tetangga berdatangan dan membawa nenek ke rumah sakit.Shinosuke menanti dengan cemas di rumah sendirian, karena tidak diperbolehkan ikut pergi bersama walaupun dia sudah memohon dan merengek.
Pukul 12 malam, shinosuke masih terjaga sambil tak henti-hentinya menaikan doa agar nenek segera sembuh.Sayangnya kenyataan berkata lain, nenek meninggal tepat ketika dia melihat bintang kecil di langit sana berkelip.Keesokan harinya seorang tetangga datang bersama bibi shinosuke yang baru datang dari Tokyo, bibi mengatakan shinosuke harus ikut ke rumah sakit sekarang.Bibi tidak mengatakan hal apa-apa tapi tampak tersirat dari wajahnya kesedihan yang mendalam shinosuke pun tak berani berkata apapun.Sampai di rumah sakit shinosuke menemukan neneknya terbaring di atas tempat tidur sudah tidak dipasangi infus atau alat bantu nafas.Shinosuke berlari mendapati neneknya tak bergeming sedikit pun.Dia menangis,berteriak,menjerit bahkan memukul-mukul tubuh nenek agar nenek segera bangun tapi semua hal itu sia-sia nenek telah pergi jauh ketempat para bintang bersinar.
Sesampainya di rumah orang banyak berkumpul mengucapkan turut berbela sungkawa kepada bibi dan shinosuke, yang shinosuke lakukan hanya diam duduk tak bergeming di kebun belakang menyadari nenek yang dicintainya telah meninggalkannya.
” aku sendiri sekarang tak mempunyai siapa-siapa lagi, ibu meninggalkan ku ketika usia ku baru 7 hari, kakek meninggalkan ku pergi jauh ke atas sana sekarang nenek pun pergi menyusul kakek.Mereka semua jahat meninggalkan ku seorang diri, mereka tidak menginginkan ku, mereka membuang ku.Aku benci mereka ” hal itu yang selalu shinosuke katakan setiap harinya menyadari kemalangan yang menimpa dirinya.
Untuk sementara bibi tinggal di Chiba menemani shinosuke.Tak disangka dan tidak diduga, ibu datang 3 hari setelah kematian nenek.Shinosuke tidak mengenali siapa wanita berambut panjang berwajah tirus dan berkulit pucat itu.Bibi menyuruh shinosuke ke ruang tamu dan mengenalkan wanita itu pada shinosuke.Shinosuke enggan berjabat tangan dengan wanita itu apalagi menyadari bahwa wanita itu adalah ibu yang telah meninggalkannya sewaktu dia masih kecil.Ternyata, dahulu setelah melahirkan shinosuke ibunya menderita depresi berat sampai dirawat di rumah sakit jiwa, belakangan ini ibunya menunjukan perekmbangan yang pesat ,semaikn hari semakin membaik, maka dari itu dia di izinkan untuk pulang ke Chiba oleh dokter yang merawatnya.Sebetulnya bibi sangat khawatir meninggalkan shinosuke dengan ibunya, seperti yang kita ketahui depresi berat yang dialami ibu shinosuke karena ayah shinosuke yang meninggalkannya dan melahirkan shinosuke yang tidak diinginkan kehadirannya.Tapi apa boleh buat bibi mempunyai keluarga dan pekerjaan di Tokyo yang harus diurusinya dan dokter sudah meyakinkan bahwa ibunya sudah benar-benar sehat, dengan berat hati bibi pun meninggalkan shinosuke dengan ibunya.Untuk mengusir kesepian dan kesedihan shinosuke, bibi membelikan seekor anak anjing cihuwahuwa bernama shiro utnuk dipelihara oleh shinosuke.
Selanjutnya disinilah penderitaan bahkan tekanan-tekanan kejiwaan dan depresi yang melanda shinosuke dimulai.Ketika itu shinosuke berusia 9 tahun.Kejiwaan ibunya belum stabil benar, sebetulnya setiap kali ibu memandang shinosuke ada kejijikan bahkan ketakutan yang dia rasakan terpancar dari anak kecil itu.Bahkan mendadak dia enggan berbicara atau makan semeja dengan shinosuke.Terkadang ibunya suka menyuruh shinosuke mandi berkali-kali, sampai dia kedinginan dan menggigil, karena ibu berpendapat bahwa shinosuke itu kotor sekali dan hanya air yang mampu membuat dia menjadi bersih padahal waktu baru menunjukan pukul 5 pagi dan shinosuke pun baru bangun dari tidurnya.Ibu membangunkannya dengan cara dipukul lalu di seret sampai kamar mandi.Semakin keras shinosuke berteriak dan menangis semkain keras ibu memukulinya.Anehnya hal itu terjadi hanya dari pukul 9 malam sampai pagi menjelang, ketika matahari muncul ibunya berubah menjadi normal, menyiapkan bekal sarapan pagi untuk shinosuke dan seragamnya.Kadang ibu bertanya kenapa muka shinosuke lebam-lebam atau kenapa tubuh shinosuke menggigil kedinginan.Hal itu tidak dapat di jawab shinosuke, karena dia sendiri bingung akan sikap aneh ibunya.Selanjutnya di pergi sekolah dan berubah menjadi pribadi yang tertutup dan pendiam.Guru kesehatan di sekolah yang bernama Miyako sensei juga tak habis pikir kenapa setiap hari ada begitu banyak luka-luka pada tubuh shinosuke.
Kelakukan aneh ibunya itu terus berlangsung sampai shinosuke berusia 13 tahun ahkir, yang membedakannya adalah shinosuke tidak lagi diseret ke kamar mandi karena dia lebih memilih untuk menruti perintah ibunya ketika malam tiba, bahkan tak jarang dia harus makan satu mangkuk dengan anjingnya karena ibunya merasa shinosuke tak lebih rendah dari anjing atau harus rela duduk berjam-jam hanya untuk mendengar amarh ibunya yang isinya pun tidak dia mengerti, yang jelas dia mendengar nama ayahnya disebut berulang kali ” dasar satou bajingan”,” lelaki laknat ” dan kata-kata lainnya yang berahkir ketika ibunya kelelahan berbicara dan tertidur, baru saat itulah shinosuke bisa beranjak dari tempat duduknya dan beristirahat, itupun waktu terkadang menunjukan sudah pukul 4 pagi.Shinosuke benar-benar tidak mempunyai waktu untuk belajar dan selalu ketinggalan di kelas.Waktu istirahat di sekolah dia pakai untuk tidur.
Usianya 12 tahun ketika Malam itu ibu berulah lagi, setelah membereskan makan malam dan mencuci piring tiba-tiba saja ibu datang dari arah belakang menjambak rambut shinosuke dan menampar bolak-balik kedua belah pipi shinosuke.Shinosuke tak meneteskan air mata sedikt pun, rasa sakit yang dia rasakan cukup dia tahan sambil berharap ibunya berhenti memukulinya.Tanpa banyak bicara ibunya menarik tangan shinosuke yang masih tertutupi oleh busa cucian piring, lalu menggiringnya ke kebun belakang, mendorongnya sampai shinosuke terjatuh dan hanya mengatakan satu kalimat panjang yang membuat shinosuke sakit hati sekali ” kau sampah, tak seharusnya ada di dalam rumah bersama ku,kau bahkan lebih rendah dari seekor anjing karena kau tidak berguna” serta merta ibunya melepaskan tali kekang yang ada di shiro, anjingnya, dan membawanya turut serta ke dalam rumah lalu dia membiarkan shinosuke tidur di luar.
Seketika itu juga dia menitikan air matanya tanpa diiringi suara isak tangis karena dia pun sudah lupa bagaimana caranya menangis.Satu hal yang disadarinya saat itu adalah dia manusia paling tidak berharga dan berarti di dunia bahkan dibandingkan dengan seekor anjing sekali pun.Dia sudah tidak tahan lagi, ingin segera dia mengahkiri hidupnya agar dapat menyusul nenek dan kakek yang dia cintai.Saking lelahnya dia memikirkan hal tersebut, belum sempat rencana itu dilaksanakan dia sudah tertidur dengan pulasnya sambil menekukan tubuhnya karena angin dingin sudah mulai bertiup, saat itu tanggal 20 November.
Shinosuke pun bermimpi malam itu. Dalam mimpinya dia bertemu dengan nenek dan kakeknya.Shinosuke sangat senang dan bisa tertawa lepas bersama mereka.Shinosuke berkata ” nek, biarkan aku tinggal bersama nenek dan kakek.Aku sudah tidak tahan lagi bersama wanita itu, dia bukan ibu ku.Dia seperti setan.Aku benar-benar ketakutan dibuatnya.Aku lelah nek,aku sudah tidak tahan lagi”.Nenek pun menjawab ” shinosuke sayang, belum waktu mu nak` untuk bersama dengan kami.Kau masih memiliki waktu untuk menemukan kebahagiaan mu di dunia.Kebahagiaanmu bukanlah bersama kami.Teruslah bersekolah hingga tinggi, maka kau akan menemukan kebahagiaan mu disana.Ingat itu yah nak`.ketika kau merasa sendiri dan merindukan kami pandangilah bintang-bintang kecil diatas sana, kami selalau berada bersama mu kau tak pernah sendiri anak ku.sekarang kami harus pergi jaga baik-baik dirimu.kami mencintai dan menyayangimu”
Shinosuke terbangun dan terkejut karena mimpinya itu.Dia benar-benar ingin bahagia bersama nenek dan kakeknya tetapi mereka mengatakan bahwa kebahagiaannya ada ketika dia bersekolah sampai tinggi.Ditengah kegamangan jiwanya, mimpi itu sangat besar dan berarti untuk dia.Semangat shinosuke pun bangkit untuk terus melanjutkan hidup.Walaupun semangat itu hanya sebesar lampu pijar yang kehabisan energi untuk menyala.
Keberuntungan sedikit demi sedikit menghampiri shinosuke.Sesampainya dia di sekolah, dia bertemu Miyako sensei.Diapun diajak mengobrol seputar keluarganya.Seperti biasanya shinosuke hanya menjawab ” ya” atau ” tidak ”.Dia benar-benar tidak bisa berbincang dengan baik dan benar.Karena ketika di rumah dia hanya boleh menjawab ” ya” atau ” tidak” oleh ibunya baik ketika ibunya dalam keadaan normal ataupun sednag kambuh penyakit jiwanya.
Semakin shinosuke tidak menjawab semakin penasaran gurunya terhadap apa yang telah menimpa gadis cilik ini.Miyako sensei tidak pantang menyerah menghadapi keanehan yang terjadi pada shinosuke.Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan ahkirnya bulan berganti tahun.Sedikit demi sedikit gurunya mengetahui atau lebih tepatnya meraba-raba membaca apa yang telah shinosuke alami.Curahan perhatian yang diberikan gurunya membuat shinosuke merasa nyaman dan aman ketika berada di ruang kesehatan.Kadang setelah jam sekolah usai, shinosuke datang ketempat itu hanya sekedar untuk duduk memandang keluar jendela, ke arah taman yang berada tepat di depan ruang kesehatan itu.miyako sensei mengerti betul bahwa tak selamanya shinosuke senang diajak biacara.Maka terkadang dia hanya membiarkan anak itu duduk berjam-jam sambil disuguhi teh madu buatannya.
Waktu ujian kelulusan pun tiba, shinosuke tampak tidak bergairah menghadapinya.Tapi tiba-tiba kata-kata nenek dalam mimpi itu terngiang lagi di kepalanya seolah mengahantuinya kemana pun dia pergi.”Aku harus sekolah, aku harus melanjutkan sampai SMA ” pikirnya.”Tapi apa mungkin, siapa yang akan membiayai ku,lagipula mana mungkin ada sekolah yang mau menerima anak aneh seperti ku” dilain pihak dia berpikir demikian.Malamnya dia melihat langit cerah sekali dan banyak bintang berkerlipan diatas sana seolah menandakan kakek dan neneknya tetap ada di dunia ini untuk menemaninya melanjutkan hidupnya. Keesokan harinya ditengah kegundahan dan kegalawan , Miyako sensei menghampirinya lagi untuk kesekian kalinya.Mereka berbincang samapi sore hari tentang masa depan shinosuke.Mungkin lebih tepat dibilang pemberian nasehat dan semangat dari pada berbincang, karena walaupun sudah dekat shinosuke masih enggan untuk menjawab pertanyaan dalam bentuk kalimat panjang.Dari beliaulah shinosuke mendapatkan semangat dan perasaan optimis bisa lulus dan melanjutkan sekolah.Setiap hari setelah pulang sekolah shinosuke mampir ke ruang kesehatan untuk menemui Miyako sensei, dan tanpa berbicara panjang lebar mereka mulai belajar dari pelajaran yang shinosuke pilih.Hasil dari kerja keras selama ini ternyata berbuah manis.Shinosuke lulus walaupun dengan nilai nyaris mendekati tidak lulus.
Satu masalah teratasi. Miyako sensei,mempunyai obesesi agar shinosuke dapat melanjutkan sekolah ke SMA tetapi ketika dia mengutarakan maksud hatinya, shinosuke hanya berkata ” aku mau bekerja, aku mau membeli obat untuk ibu yang sakit ” ujarnya.Miyako sensei semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada ibunya shinosuke, hal inilah yang membuat dia tidak mau pantang menyerah mencari tahu tentang keadaan kesehatan ibu shinosuke.
1 bulan berlalu malam pun datang, shinosuke terjaga karena dia takut kalau-kalau ibunya mengamuk lagi, dia harus dalam keadaan sadar agar ibunya tidak terlalu mengamuk dan menyiksa dirinya lagi.Anehnya sampai pukul 3 dini hari ibunya tidak mendatangi kamarnya atau berteriakteriak memanggil namanya.Shinosuke pun tertidur dengan lelapnya.Dan lagi-lagi mimpi tentang nenek dan kakeknya mendatanginya lagi.Benar-benar sama persis.Keesokan paginya dia mendatangi Miyako sensei dan mengatakan ” aku ingin melanjutkan sekolah ku ”. Miyako sensei kaget dan sangat gembira mendengar apa yang baru diucapkan shinosuke.Ia berjanji akan membiayai uang masuk sekolah menegah atas shinosuke. Apa yang harus shinosuke lakukan sekarang adalah belajar bersama seperti dulu yang dia lakukan ketika ujian kelulusan.Sepulangnya dari belajar bersama, shinosuke mendapati bibi dan pamannya berada di ruang tamu.Shinosuke sangat gembira atas kedatangan mereka tapi lagi-lagi dia lupa bagaimana caranya tersenyum dan berceloteh ria atau berbincang hangat seperti apa yang dilakukannya dahulu ketika masih kecil.Perubahan sikap shinosuke yang makin hari makin aneh ini ditanggapi biasa oleh bibi dan pamanya.Mereka menganggap bahwa shinosuke masih sangat terpukul atas kejadian kematian kakek dan nenek yang berturut-turut, padahal ada faktor lain yang menyebabakan shinosuke menjadi begini, yaitu faktor ibunya yang mereka tidak ketahui.Dari kunjugannya bibi berkata bahwa dia akan membiayai sekolah shinosuke di SMA.
Kegiatan belajar bersama Miyako sensei pun terus berlangsung sampai waktu ujian masuk tiba, shinosuke pun mengatakan bahwa gurunya tidak usah repot membiayai sekolahnya nanti di SMA karena bibinya yang akan membiayainya.
Ujian masuk sekolah menegah atas pun dimulai.Kali ini shinosuke dengan dorongan dan motivasi Miyako sensei mencoba masuk kesalah satu sekolah terkenal dan bagus di daerah itu.Teman-temannya kaget meliaht shinosuke berada dalam ruang ujian yang sama dengan mereka.Banyak yang mencibir dan menghinanya, tapi mereka tidak berani mengatakannya di depan shinosuke karena ada rumor yang beredar kalau ada seorang anak yang sampai babak belur dan patah tulang hanya karena mengatakan bahwa tulisan shinosuke kurang rapih.Jelas-jelas rumor yang beredar itu tidak benar tetapi didukung perawakannya yang tinggi dan sifat shinosuke yang dingin seolah-olah membuat rumor itu menjadi nyata.
Kasak-kusuk dan gunjingan teman-temannya itu di dengar oleh shinosuke, tetapi dia tidak mau ambil pusing karena menurut dia mereka adalah orang-orang tidak penting yang sok tahu mengenai kehidupan shinosuke dan siapa shinosuke itu.
Tak berapa lama hasil ujian itu keluar, dan nama Natsume Shinosuke berada di urutan ketiga.Hatinya melonjak senang bahkan dia ingin menangis karena gembira, tapi lagi-lagi dia lupa bagaimana cara meluapkan perasaan gembira itu, yang dia lakukan adalah menemui Miyako sensei dan hanya mengucapkan kata ” arigatou gozaimashita”.Yah hanya kata itu saja, untuk segala perjuangan dan jerih payah yang gurunya lakukan untuk shinosuke.Tetapi Miyako sensei memaklumi hal tersebuat, karena ia menyadari keadaan shinosuke .
Masa SMA pun tiba kini shinosuke berusia 15 tahun. Ada orang yang mengatakan bahwa masa-masa SMA adalah masa-masa yang menyenangkan, penuh dengan gairah semangat mengejar cita-cita, serunya bersahabat atau manis pahitnya mengenal cinta.Shinosuke pun pernah mendengar kata-kata demikian, hati kecilnya pun mengatakan ” aku pun ingin merasakan apa yang dirasakan orang-orang banyak ketika mereka memasuki masa SMA” ujarnya.Dia pun terus memikirkan kata-kata neneknya bahwa dia akan menemukan kebahagiaannya ketika dia terus bersekolah.
Tapi lagi-lagi apa yang dia harpakan berbeda jauh dengan kenyataannya.Berhubung sekolah yang dia masuki adalah sekolah elit, rata-rata siswanya berasal dari kalangan atas. Ada suatu budaya yang berkembang dikalangan orang-orang elit yang bahkan mengakar atau sengaja tidak sengaja diturunkan kepada anak mereka, untuk memilih teman yang satu level dalam pergaulan.
Kali ini shinosuke terkucilkan lagi, walaupun dia bukan berasal dari kalangan bawah tetapi dengan kondisi ibunya yang sudah diketahui orang banyak pernah masuk Rumah Sakit Jiwa dan mengetahui ayahnya telah pergi meninggalkan dia membuat shinosuke berada pada daftar nama teman yang tidak usah di ajak bergaul.Ditambah lagi sikap dingin shinosuke dan kepribadiannya yang susah diajak bergaul serta rumor-rumor yang berkembang tentang dirinya dari teman-teman SMPnya membuat dia semakin terpojok dan untuk kesekian kalinya dia merasa tidak sanggup melanjutkan hidup.
Dilain pihak, ternyata Miyako sensei telah mengetahui gangguan kejiwaan ibunya melalui data-data yang dia cari dan kumpulkan selama 2 tahun belakangan ini.Sejak shinosuke menginjak usia 14 tahun awal, ibunya tidak pernah mengamuk lagi, hal itu disebabkan karena Miyako sensei telah mengajak atau lebih tepatnya membujuk ibunya untuk berobat jalan ke seorang psikolog selama beberapa bulan ini.Maka dari itu, sikap ibu shinosuke lambat laun menjadi berubah, setidaknya setiap malam sehabis makan malam sebelum kesadarannya hilang dia selalu meminum obat penenang sehingga malam sampai dini hari dia tidur terlelap dan tidak terjaga.
Hal pengobatan ibunya itu tidak diketahui shinosuke, karena Miyako sensei khawatir shinosuke akan merasa tersinggung dan menjauh darinya. Miyako sensei tidak melepaskan shinosuke begitu saja, ketika dia masuk SMA, Miyako sensei menitipkan shinosuke kepada guru matematikanya yaitu Narita sensei agar shinosuke diberi perhatian lebih karena faktor riwayat kejiwaan yang dialami shinosuke.Tentu saja hal itu tanpa sepengetahuan shinosuke.
Walaupun demikian tahun pertama di SMA merupakan lingkungan baru yang asing baginya.Guru,kelas,taman dan sudah barang tentu teman-teman barunya adalah sekumpulan benda-benda asing yang sama sekali tidak dikenali shinosuke.Walaupun dia bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan selalu menjadi yang tercepat dalam soal hitungan, tetap saja teman-teman menjauhi dan mengucilkannya karena mereka menganggap shinosuke adalah orang aneh.Tak jarang teman-teman di kelasnya menjahilinya dengan menempelkan kertas dipunggunya dengan tulisan” ばか “ yang artinya bodoh, atau ketika dia sudah berhasil memecahkan soal matematika tersulit di papan tulis dan hendak kembali ke mejanya dengan sengaja temannya mengeluarkan kaki menghalangi jalan shinosuke hingga membuat dia jatuh terjerembap dan malu.Tidak jarang gurunya kesulitan ketika harus membuat kelompok belajar untuk murid-muridnya.Banyak mereka yang menolak disatu kelompokan dengan shinosuke.Mereka merasa jijik dan enggan berdiskusi bersama dia.Selain itu karena fisik shinosuke yang lemah tak jarang dia menjadi bual-bualan oleh teman-temannya saat bermain bola voli atau kasti, dengan sengaja temannya melemparkan bola tinggi yang tidak dapat shinosuke tangkap dan malah mengenai muka atau badanya sendiri, sontak teman-temannya menertawai kebodohan shinosuke.
Ibu tak pernah menyiksanya lagi tapi kini giliran teman-temannya yang selalu menjahilinya dan mengolok-olok dari waktu ke waktu.” Cukup, aku muak dengan semua ini!” , ” tidak ada kebahagian dalam sekolah, nenek berbohong, Miyako sensei pun sama jahatnya” ” aku tak ingin hidup lagi, sudah lelah aku menjalani ini semua”.Kerlipan bintang dimalam itu pun sudah tidak mau shinosuke percaya lagi, semuanya hanya kebohongan dan dongeng yang dipercayai anak kecil semata, ” aku bukan anak kecil lagi” katanya.
Tapi Tuhan belum mau melihat ciptaan cantikNya mengahkiri hidupnya dengan sia-sia.Shinosuke memutuskan hari ini adalah hari terahkir dia masuk sekolah, setelah pulang sekolah dia akan menemui Miyako sensei di SMP untuk mengucapkan salam perpisahan, tetapi kenyataan berkata lain.Di pagi yang cerah itu kelas shinosuke kedatangan murid baru, namanya Nakmaura Megumi.Dia murid pindahan dari Jerman yang berwarga negara Jepang.Dia kembali ke Jepang karena ayahnya telah selesai mengerjakan tugas diplomatik di negara tersebut.Rambut megumi terurai panjang dengan mata yang lebar dan senyum yang ramah dia benar-benar murid paling cantik di kelas itu.Tentu saja semua teman sekelasnya ingin berkenalan dan bersahabat dengannya, selain dia cantik dia juga merupakan anak orang kaya dan pejabat pemerintah.
Bagaimana dengan shinosuke, dia tidak peduli dengan siapa orang baru yang ada di kelasnya itu, toh dia berpikir setelah hari ini dia akan meninggalkan semua orang yang ada di kelasnya jadi buat apa dia harus berkenalan apalagi beramah tamah dengan megumi, paling dia tidak jauh beda dengan teman-temannya yang hanya akan memperolok dan menghina dia.
Megumi tepat duduk di samping shinosuke, dia mengulurkan tangan untuk berkenalan tapi shinosuke hanya memandangnya dengan tatapan dingin dan memalingkan mukanya, teman yang berada tepat di depan mengumi mengatakan ” kau tidak usah berkenalan dengan orang aneh macam dia, dia memang orang aneh, ibunya saja gila pasti anaknya juga gila” dan satu kelas menertawakan shinosuke, gurunya berusaha menenangkan keadaan kelas agar kembali tenang. Mendengar perkataan itu shinosuke hanya diam membisu, hatinya sakit dan perih hal itu tambah membulatkan tekatnya untuk mengahkiri hidupnya.
Bel ahkir pelajaran berdering, waktunya pulang, shinosuke membereskan mejanya.Dia selalu menjadi orang yang terahkir meninggalkan kelas, setelah semuanya dimasukan kedalam tas dia pun melangkah dengan gontai meninggalkan kelas.Tepat di depan kelas Megumi sudah menunggunya, dia memanggil nama shinosuke tetapi shinosuke terus berjalan melewatinya, megumi meraih tangan shinosuke dan mengarahkan wajah shinosuke yang menunduk kebawah ke arah muka megumi.Dia berkata ” shinosuke, benarkah kau teman kecil ku dulu? Kita pernah tinggal bertetangga dulu, apakah kau mengingat ku ?” .Tiba-tiba saja ingatannya melayangan pada masa kecilnya.saat itu shinosuke berusia 7 tahun, dia ingat akan sosok kecil sahabatnya, kemana-mana mereka selalau pergi berdua,bermain, tidur siang atau mandi sore bersama.Dia sangat menyayangi sahabatnya ini begitu pula sahabatnya, mereka saling memiliki satu sama lain.Ingatannya beranjak pada usia 8 tahun, gambaran kecelakaan neneknya terlihat jelas dalam lamunannya dalam keadaan panik, sahabatnya ada di sebelahnya menenangkannya sementara teman-temannya yang lain pergi mencari orang tua mereka meminta bantuan.Sesudah kejadian itu dia tidak tahu kemana sahabtnya pergi.ya, sahabatnya itu adalah Nakamura Megumi, orang yang berada di depannya sekarang.
Shinosuke memalingkan muka,dia berkata ” kau telah meninggalkan ku,kau tak membutuhkan ku,demikian pula aku sekarang.pergilah”.Megumi berkata ” aku ingin menjelaskannya pada mu, ikutlah sebentar ketaman komplek rumah kita, tempat kita bermain dahulu”. Entah mengapa tapi shinosuke menuruti permintaan megumi, mungkin dia berpikir ini untuk terahkir kalinya karena sesudah ini dia tidak akan berada di dunia.Megumi menjelaskan dengan pelan-pelan dan hati-hati sekali sambil menawarkan sari buah kesukaan mereka waktu kecil.Kejadiannya di mulai ketika megumi sulit sekali menemui shinosuke setelah kematian neneknya, shinosuke tidak pernah keluar rumah ketika dipanggil atau ketika megumi sengaja mengetuk pintu rumahnya untuk mengajaknya bermain selalu saja ibu shinosuke mengatakan bahwa shinosuke tidak ada di rumah.Di sekolah pun megumi sulit menemukan shinosuke karena mereka berbeda kelas, shinosuke selalu pulang duluan tidak pernah menunggu megumi seperti dulu lagi.Hari terahkir megumi mencoba menemui shinosuke untuk mengucapkan salam perpisahan karena dia harus pergi ke Jerman ikut ayahnya dan entah kapan kembali ke Jepang, sayangnya lagi-lagi dia tidak berhasil menemui shinosuke dan hanya bisa menitipkan syal rajutan berwarna pink berinisial huruf M buatan ibu megumi khusus untuk shinosuke dan megumi pun memiliki syal yang sama bertuliskan huruf S.Lalu megumi pun mengeluarkan syal itu dari tasnya yang tidak sengaja terbawa olehnya tadi pagi.Shinosuke termenung melihat syal itu, dia ingat bibinya mengatakan ada seorang gadis cilik yang menitipkan syal itu kepadanya ketika tadi siang shinosuke sedang termenung di kebun belakang dan tak mau diganggu.Dia ingat syal itu, begitu hangat,lembut dan cantik.Dia menyimpan syal itu dalam lemari sambil di bungkus sebelumnya.
Tiba-tiba shinosuke menangis dan terisak memeluk badan megumi, megumi pun memeluk balik dan menenangkan shinosuke, sambil terisak-isak megumi mendengarkan kata-kata shinosuke yang terbata-bata ” a..aku..pi..kir ka..mu udah ninggalin aku, sama se..per..ti semua orang yang aku sayangi”, megumi menjawab ” aku ga akan pernah ninggalin kamu lagi, kitakan sahabat, kita sudah berjanji untuk saling menjaga satu sama lain, kalau kamu sakit akupun sakit kalau kamu senang akupun senang ”.
Kata-kata itu sudah cukup menenagkan shinosuke, dan ahkirnya shinosuke pun menceritakan kehidupannya setelah ditinggal ole nenek.Entah mengapa shinosuke bisa bercerita mengalir seperi air, lancar sekali walau terkadang diselingi isak tangis.Megumi mendengarkannya dengan seksama, sambil terkadang menitikan air mata membayangkan kehidupan macam apa yang di jalani shinosuke.Megumi mengatakan bahwa shinosuke tidak boleh putus asa karena sekarang ada megumi disini yang akan selalu menjaga dan menyemangati hidup shinosuke.Shinosuke pun mengurungkan niat untuk mengahkiri hidupnya.Senja datang dan mereka pun berpisah di depan gerbang rumah shinosuke.Malam ini shinosuke tidur dengan lelap dan bermimpi tentang masa kecilnya yang menyenangkan bersama kakaek,nenek dan megumi.
Kehidupan selanjutnya berjalan menjadi lebih mudah bagi shinosuke, megumi selalu menemaninya di sekolah dan ketika ada yang mengolok-olok dia megumi akan menghampiri orang itu dan memarahinya atau terkadang megumi mengatakan” tidak usah di dengar angap saja orang bodoh sedang berbicara” dan kata-kata lain yang menenagkan.Selain itu, megumi sering mengujungi Miyako sensei untuk melaporkan p-erkembangan shinosuke.
1 tahun berlalu, saat ini usia shinosuke sudah beranjak 16 tahun, dia duduk di kelas 2 SMA. Saat ini semua orang sedang hangat membicarakan Olimpiyade Matematika yang akan diselenggarakan sebentar lagi.Berbondong-bondong orang tua murid meminta Narita sensei, guru matematika, untuk mengikut sertakan anaknya dalam kelas khusus persiapan lomba itu.Dengan berbagai daya upaya Narita sensei menolak dengan halus dan mengatakan anak mereka harus ikut seleksi kelayakan dulu.
Sepulang sekolah Narita sensei menunggu di kelas siapa saja anak-anak yang ingin mengikuti seleksi olimpiyade.Pada jam istirahat tadi Narita sensei sudah mengatakan kepada shinosuke agar dia mau ikut dalam tes kelayakan ini, tapi shinosuke masih bingung mau ikut atau tidak, dia tidak mau di perolok-olok oleh teman-temannya tapi megumi memberiakan semangat agar dia mau mengikuti tes itu, megumi pun berjanji dia akan ikut serta dalam tes itu.
Keesokan harinya hasil tesnya keluar dan nama Natsume Shinosuke terpampang pada papan pengumuman di urutan nama paling atas.Semua orang sangat terkejut, begitu pula megumi.Walaupun megumi tidak lolos dia tidak merasa cemburu atau iri karena tujuan utamanya adalah menemani shinosuke saja.Minggu berikutnya giliran megumi yang harus mempersiapkan diri mengikuti tes seleksi olimpiyade biologi, shinosuke pun menyemangati megumi bahkan mau ikut tes seleksi seperti apa yang megumi lakukan dulu, tapi megumi menolaknya secara halus dan memberikan pengertian bahwa shinosuke harus belajar keras dalam menghadapi olimpiyade matematika beberapa bulan ke depan.
Shinosuke belajar keras demikian pula megumi, hasil usaha keras mereka selama berbualn-bulan ahkirnya menghasilakn buah yang manis.Shinosuke memenangkan juara I Olimpiyade Matematika dan megumi pun mendapatkan hasil yang serupa dia mendapatkan juara I Olimpiyade Biologi.
Berkat bantuan Miyako sensei,Narita sensei dan yang pasti jelas sangat membantu adalah megumi sahabatnya, menjadikan Natsume Shinosuke kembali ceria dan menjadi pribadi yang hangat persisi sama seperti ketika dia berumur 6 tahun, senyumannya hangat, sehangat mentari pagi.
Semakin hari shinosuke menunjukan prestasi di kegiatan akademiknya, dia pun bergabung dengan klub sastra dan giat mengadakan diskusi tentang penulis-penulis sastra, karya-karyanya pun banyak yang dimuat di koran-koran.Selain itu shinosuke aktif sebagai voluntir membantu yayasan-yayasan yang bergerak dalam menanggulangi anak-anak yang memiliki gangguan kejiwaan atau depresi berat akibat perlakuan orang tuanya.
Semua orang yang menghina dan membenci shinosuke merasa malu atas sikap dan perlakuan terhadanya, mereka malu menyadari betapa bodoh dan memuakannya mereka, orang yang harusnya mereka berikan kasih sayang dan kepedulian malah mereka olok-olok dan permainkan.
1 tahun lagi telah berlalu, masa kelulusan sudah menanti.Semua penderitaannya di ahkiri dengan cerita yang membahagiakan.Apa yang orang sebut dengan masa –masa SMA adalah masa yang menyenangkan yang tadinya tak pernah shinosuke bayangkan dapat dia rasakan saat ini berkat bantuan orang-orang yang dia cintai dia dapat merasakannya.
Natsume shinosuke dinobatkan sebagai lulusan terbaik dari SMAnya.Di pidato kelulusannya, dia mengatakan
” Jangan pernah takut untuk mengejar masa depan, karena masa depan itu ada dan benar-benar nyata.sekelam dan seburuk apa pun masa lalu mu kau tetap memiliki harapan untuk terus maju dan berkembang seperti sinar matahari yang selalu bersinar di pagi hari selama kau mengatakan, aku akan terus hidup karena kebahagiaan telah menantiku untuk ditemui ”.Semua orang bertepuk tangan dan berdecak kagum mendengar kata-kata shinosuke.Di malam perpisahan yang diadakan sekolah semua orang larut dalam kegembiraan demikian pula dengan shinosuke dan megumi. Langit kala itu sangat cerah dan bertaburan bintang dimana-mana shinosuke dan megumi memandangi keindahan lagit malam itu, dan megumi pun berkata ” lihat kakek dan nenek tersenyum bahagia melihat kau telah mendapatkan kebahagiaan mu ”, shinosuke berujar ” iya, aku melihat wajah mereka dalam rasi-rasi bintang itu.
Cerita selanjutnya shinosuke berkuliah di Tokyo Daigaku melalui jalur bea siswa karena kecerdasaannya dan tinggal bersama bibinya di Tokyo.Sedangkan Ibunya dirawat kembali di Rumah Sakit Jiwa di Chiba. Megumi kembali ke Jerman dan melnjutkan sekolah kedokteran disana. Shinosuke dan megumi bersahabat erat sampai kedua orang itu meninggal dunia.